Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

AMALIAH PENYEMPURNA PUASA Oleh: Farah Dina

Bulan Ramadhan yang senantiasa dinantikan oleh umat Islam kini telah tiba, bulan dimana Allah SWT akan melipat gandakan semua pahala ibadah dan kebaikan, karenanya amatlah merugi bagi mereka yang telah mensia-siakan kesempatan beribadah didalamnya. Rasulullah SAW adalah manusia terbaik yang senatiasa menyegerakan amal kebaikan, bahkan amal kebaikannya di bulan Ramadhan melebihi cepatnya hembusan angin. Oleh sebab itu sudah sepantasnya kita meneladani amaliah beliau dalam kehidupan sehari-hari terutama pada bulan ramadhan ini.    Amaliah Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan lebih focus pada proses tadzkiyatun nafs (pembersihan jiwa) atau rihlah ruhaniyah (wisata rohani) yaitu dengan cara dan upaya sekuat tenaga melepas semua belenggu materialisme dunia. Sehingga amaliah tersebut dapat memudahkan seseorang meraih predikat “TAQWA” diSisi-Nya dan senantiasa memberi dampak positif selama dan sesudah Ramadhan. Amaliah tersebut antara lain: A.      Berpuasa (Shiyam) Amal yang utama di bulan

2 SISWI MENAHAN LAPAR DAN DAHAGA DI NEGERI PAMAN SAM

Alkisah, sejarah Islam mencatat bahwa pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah, umat Islam yang saat itu sedang menjalankan ibadah puasa mengalami peristiwa maha dahsyat yang dikenal dengan Perang Badar. Perang tersebut merupakan peperangan terbesar sepanjang sejarah Islam karena umat Islam selain harus berperang secara fisik mereka juga berperang untuk menahan hawa nafsu (Puasa). Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Rawahah dan beberapa sahabat ketika itu tetap meneruskan berpuasa meskipun sedang menghadapi berbagai peperangan, Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (2: 2411). Puasa yang Nabi jalankan ketika itu bisa dikatagorikan sebagai puasanya orang yang musafir semata berjuang dijalan-Nya. Dimana   Allah SWT memberikan rukhsoh atau keringanan bagi mereka untuk berbuka sebagaimana dalam firman-Nya pada surat Al-Baqarah ayat 184, namun Nabi tetap meneruskan berpuasa lantaran diakhir surat tersebut dikatakan: “…..Puasamu itu lebih baik b